Anda Pengunjung ke

G. Analytics

20 September 2009

Bagaimana seharusnya kita orang Kristen beribadah

Perihal ibadah, baik tata cara dan susunan, selalu menjadi perdebatan yang menarik. Akan tetapi makin lama perdebatan ini makin banyak menimbulkan perselisihan dalam gereja. Saya banyak mereneungkan tentang bagaimana seharusnya kita beribadah di gereja. Sejak bulan Juli,saya banyak membaca artikel2 mengenai ibadah, discussion forum, buku2. Makin saya pikirkan dan renungkan, makin jelas titik terangnya, walaupun susah menjelaskannya secara menyeluruh.

Pertama, kita harus mengerti arti ibadah yang sebenarnya. Di Roma 12:1, Paulus menulis bahwa ibadah kita yang sejati adalah: "...mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah...". Ini berarti kita mempersembahkan semua yang kita ada, yang terbaik, kepada Tuhan. Hal ini meliputi lebih dari hal2 jasmani, tetapi juga meliputi hati, pikiran, jiwa, pendeknya ibadah yang sejati itu adalah persembahan hidup kita secara total kepada Tuhan. Dengan demikian kita tidak cuma beribadah di gereja, tetapi waktu kita kerja, waktu bersama keluarga, waktu liburan, dsb. Dan dalam segala hal itu kita harus menggunakan segala apa yang Tuhan karuniakan kepada kita sebaik mungkin. Contohnya: Tuhan telah memberikan kita pikiran, seorang siswa SMA harus menggunakan pikirannya sebaik mungkin untuk belajar. Apabila dia mencontek, hal itu bukanlah suatu persembahan yang berkenan bagi Tuhan.

Kedua, kita perlu mengerti bagaimana kita bisa menyembah Tuhan kita. Tuhan adalah roh, di Yohanes 4:24 Yesus berkata:"Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran." Jadi hal2 yang bersifat duniawi dan jasmani tidak terlalu penting, mereka hanyalah pendukung. Lalu apa artinya kita menyembah dengan roh dan kebenaran? Artinya kita menyembah dengan iman kita. Meskipun tidak terlihat, iman kita akan kebenaran yang telah disampaikan oleh Kristus lebih penting daripada hal2 yang bersifat fisik dan duniawi. Contohnya: dalam ibadah minggu, banyak jemaat yang sangat mementingkan musik, musik menjadi yang nomor satu. Meskipun musik penting untuk menyiapkan hati kita, tetapi tanpa musikpun sebenarnya kita bisa menyembah Tuhan. Musik hanya membantu, tidak lebih dari itu.

Dengan 2 hal di atas mari kita bahas salah satu isu yang sangat pelik yang dihadapi gereja2 Kristen saat ini. Yaitu perubahan tata cara ibadah. Banyak gembala gereja2 tradisional yang dengan "terpaksa" merubah cara mereka beribadah untuk mengikuti "cara baru" yang lebih modern. Hal ini disebabkan karena beberapa hal, seperti: mengikuti arus jaman, komisi remaja ingin cara ibadah yang lebih dinamis, dsb. "Cara modern" yang dimaksud adalah ibadah dengan alat musik modern (full band), cara memimpin yang dinamis, dsb. Kalau kita kembali ke pemahaman tentang ibadah, sebenarnya tidak usah terlalu mempermasalahkan hal ini. Tujuan kita adalah memberikan persembahan yang terbaik bagi Tuhan dengan segenap yang kita miliki. Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu kita terapkan supaya ibadah kita bisa berjalan sopan dan teratur (1 Kor 14:40):
1. Ibadah harus teosentris, worship leader atau liturgis harus bisa membawa jemaat untuk benar2 menyembah Tuhan. Hal ini sangat berlawanan dengan konser rock, yang mementingkan performance rock band, supaya para fans makin terkagum2 akan kehebatan mereka. Dalam ibadah yang dituju adalah Tuhan bukan WL/Liturgis, pemain musik, usher, dll. Jadi siapapun yang memimpin di depan harus bisa mempertanggungjawabkan perilaku, dandanan dan kerohaniannya. Semua hal ini tidak boleh melencengkan penyembahan jemaat kepada penyembahan yang lain.
2. Ibadah harus melibatkan semua jemaat. Di Matius 18:20 Yesus berkata: "Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." Tujuan kita untuk berkumpul tiap hari Minggu adalah untuk beribadah, bukan gossip, ketemu temen lama, cari cewek, dll. Jadi seandainya pada saat ibadah, ada yg sms an sama pacar, ngelamun, maka kita tidak mencapai tujuan ibadah itu sendiri. Selain itu kita tidak menghormati Tuhan Yesus yang hadir di sana. Jadi semua jemaat harus terlibat, dan peran gembala, penginjil, WL/Liturgis sangat penting untuk terus mengingatkan jemaat untuk bersungguh2 dalam ibadah.
3. Konsep ibadah harus ada basis Alkitabnya. Hal ini penting agar pada saat ibadah ada keteraturan dan ada latar belakang pendukung. Apabila kita asal2an dalam pembuatan susunan ibadah maka jangan heran kalo ibadahnya tidak beraturan.
4. Ibadah harus melibatkan hati dan pikiran. Seringkali gereja2 modern lebih mementingkan perasaan dalam ibadah. Yang penting hati kita merasa dikasihi, tersentuh dan "terangkat" yang lain ga penting. Ingat kita ini dianugerahi akal/pikiran supaya kita juga bisa menggunakannya untuk menyembah Tuhan. Kalo kita hanya menggunakan perasaan, apa bedanya dengan ke diskotek? Ga usah mikir kita bisa happy, nge-drug, nggedek, dll. Dalam ibadah, pikiran kita juga penting, perlu diisi dengan ajaran2 yang benar, yaitu Firman Tuhan. Ini dapat dilakukan melalui lirik musik, khotbah, kesaksian, dsb. Jangan mementingkan yang terasa enak saja, tapi isinya juga penting. Firman Tuhan seperti makanan bagi tubuh kita. Ada makanan yang enak dan bergizi, ada pula yang tidak enak tapi bergizi, tapi Firman Tuhan tidak pernah tidak bergizi.

Saya merasa selama kita beribadah tanpa menyeleweng dari 4 hal tersebut, hal2 yang lain tidak terlalu perlu diributkan sampai meimbulkan perpecahan dalam tubuh Kristus.

Tidak ada komentar:

Pencarian Kata Kunci