Anda Pengunjung ke

G. Analytics

26 Oktober 2007

Kondisi keKristenan di Papua

Beberapa waktu lalu saya mendapatkan sharing dari teman CellGroup saya. Dia menceritakan suatu informasi terbaru mengenai keadaan orang-orang Kristen di daerah Papua yang didapatkan lewat salah seorang hamba Tuhan yang sangat aktif dalam pelayanan Misi.
HamTu tersebut mengatakan bahwa saat ini di daerah Papua, sudah banyak iman para pengikut Kristus yang telah dibeli dengan uang, jabatan, dan pekerjaan. Apa maksudnya? Saat ini kondisi ekonomi di Papua bisa dibilang cukup sulit dan memprihatinkan. Banyak yang tidak mendapatkan pekerjaan, kelaparan dan kekurangan gizi mulai berkembang sehingga rakyat papua semakin menderita.
Hal ini akhirnya membuka kesempatan bagi pihak2 agama lain untuk menarik para orang2 Kristen untuk pindah ke kepercayaan mereka yaitu dengan cara membeli lahan2 perkebunan secara besar-besaran kemudian bagi setiap orang yang ingin bekerja di perkebunan maka orang2 tersebut harus menyangkal iman mereka.
Begitu juga dengan struktur pemerintahan, orang-orang Kristen akan ditawari jabatan dalam pemerintahan asalkan mereka pindah ke 'agama lain' dan pada akhirnya tingkat korupsi semakin menigkat.
Hal ini ternyata cukup berhasil, sehingga Papua yang dulunya dikenal sebagai salah satu daerah kantong Kristen lama kelamaan semakin menipis.
Dari informasi diatas bisa kita lihat bahwa orang-orang dari 'kepercayaan lain' saat ini begitu gencarnya dalam menarik orang ke dalam kepercayaan mereka dan mereka tidak segan2 untuk menghabiskan dana yang cukup besar untuk 'misi' mereka tersebut.
Bagaimana dengan kita? seberapa pedulikah kita terhadap kondisi di Papua? apakah ada usaha dari kita untuk mempertahankan saudara2 kita disana? bahkan hanya untuk mendoakan mereka? Apakah kita tidak mempunyai dana untuk membantu pekerjaan misi disana? ataukah pekerjaan misi tersebut tidak profitable sehingga bukan sesuatu yang harus dipedulikan?
Kalau Papua terasa jauh, bagaimana dengan di Surabaya sendiri? sudahkah kita peduli dengan anak2 jalanan yang mungkin putus sekolah? bukankah dengan memberikan bantuan dana untuk sekolah mereka bisa merupakan salah satu cara untuk penginjilan? Sama seperti yang pernah saya dengar diRadio bahwa ada salah satu Gereja yang begitu perhatian terhadap anak2 jalanan, mereka disekolahkan di sekolah yang dibuka khusus untuk mereka(gratis), atau juga dilatih berbagai ketrampilan sambil memasukkan nilai2 keKristenan.
Sekali lagi apakah kita sudah cukup peduli? ataukah (sekali lagi) membuka sekolah untuk anak2 jalanan bukan hal yang penting karena tidak profitable dibandingkan dengan membangun sekolah yang megah dengan memakai slogan 'menanamkan nilai Kekristenan'? Apakah prioritas Misi saat ini sudah mulai bergeser?
Apakah tujuan pelayanan misi kita? ............

Tidak ada komentar:

Pencarian Kata Kunci